PENELITIAN FIQH DAN SUMBER-SUMBERNYA


PENELITIAN FIQH DAN SUMBER-SUMBERNYA
Oleh : Haswir, Zailani, Maimanah Umar

Urgensi Penelitian Fiqh :
a. Untuk mengetahui sumber-sumber fiqh yang asli (kitab-kitab mazhab yang empat)
b. Untuk mengetahui metode penelitiannya (metode penulisan penelitian fiqh)
c. Untuk mengetahui sebab-sebab perbedaan pendapat fuqoha’
d. Untuk mengatahui bahasa fuqoha’ (metode penyusunan dan istilah-istilah khusus)
e. Melatih penguasaan fiqh (diusahakan dengan banyak meneliti dan membahasnya)
Keistimewaan Penelitian Fiqh
1. Spesialisasi dan mencintai penelitian
2. Orisinal : membangun penelitian di atas landasan yang benar dan kaidah ilmiah
3. Penemuan yang terbaru :
      a. Kontemporer
      b. Studi Fiqh Perbandingan
      c. Mengulang penelitian terhadap tema yang sama dengan metodologi yang lebih baik, serta sistematika yang lebih tepat.
      Tujuan Penelitian :
a. Mensyarah yang singkat ( contoh : al-Mughni Syarh Mukhtashor al-Khorqi, karya Ibn Qudamah – Mughni al-Muhtaj Syarh Minhaj karya Al-Syabini al-Khatib)
b. Menyingkat yang panjang ( contoh : Mukhtashor Khalil – Mukhtashor Ikhtilaf al- Ulama’ karya al-Jasshos)
c. Menyempurnakan yang kurang ( seperti Takmilah al-Majmu’ karya al-Subki – Takmilah Fath al-Qadir karya al-Qadhi Zadah )
d. Menjelaskan yang Mubham ( seperti al-Mathla’ ala Abwab al-Mubda’ karya al-Ba’la – Tahrir Alfaz al-Tanbih karya al-Nawawi )
e. Menghimpun yang terpisah-pisah ( seperti Bai’ al-Fudhuli karya al-Ala’i, dan Wadh’u al-Jawa’ih karya al-Hatthob )
f. Temuan Terbaru ( seperti kasus-kasus kontemporer /qodhoya mu’ashiroh )
4. Memegang teguh dalil-dalil syar’i : Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas
5. Mengetahui dalil-dalil yang diperselisihkan : Qaul Shahabi, al-Mashlahah al-Mursalah, al-Istihsan, Syar’u man Qoblana, Sad al-Zari’ah, al-Uruf.
6. Mengetahui Maqashid al-Syariah ( al-Mashlahah dan al-Mafsadat, Dhoruri yang lima : Agama, Jiwa, Akal, Keturunan dan Harta Benda )
7. Mengetahui sumber-sumber fiqh yang orisinal
8. Mentakhrih hadis-hadis Nabi
Hal-hal yang harus dihindari dalam penelitian fiqh :
1. Tidak membedakan antara hadis yang shahih dan dha’if
2. Tidak merujuk sumber-sumber yang asli
3. Hanya berpedoman kepada ringkasan (Mukhtashor) tanpa melihat penjabaran panjangnya (Muthowwilat)
4. Tidak mendalami nash-nash syariah secara mendalam
5. Tidak berpindah dari sumber yang biasa dipakai
6. Sering bepergian dan berpindah-pindah
7. Tidak menghormati fuqoha’ dan berburuk sangka kepada mereka
8. Menjelaskan masalah dengan contoh-contoh yang asing/aneh dan tidak terjadi
9. Meninggalkan kebenaran disebabkan orang yang mengatakannya
Orientasi Umum
1. Mengambil manfaat dari kitab-kitan hadis yang shahih dan sunan dan hadis-hadis hukum
2. Mengambil manfaat dari kitab-kitab tafsir dan ilmu-ilmu al-Qur’an
3. Menjelaskan pendapat-pendapat yang dipegang teguh dalam mazhab serta menjelaskan pendapat-pendapat yang lemah dan yang dianggap  lemah.
4. Bila berbeda-beda pendapat seorang imam dalam satu kitab atau lebih banyak, maka:
a. Pendapat terbaru membatalkan pendapat terdahulu, seperti kitab al-Umm karya Imam al-Syafii.
      b. Diambil pendapatnya yang sudah terkodifikasi dalam bab yang menyelesaikan masalah, seperti shalat di tanah yang dirampas, kita mengambil pendapatnya yang terkodifikasi dalam bab shalat yang tidak ada rampasan ( al-Sholat la Ghashb ).
      c. Didahulukan pendapatnya dalam kitabnya yang disusun menurut pendapatnya dalam kitab fatwanya, sebab fatwa-fatwa merupakan hasil proses khusus terhadap kasus yang jelas,

Pokok-Pokok Penelitian
1. Pokok-pokok penelitian adalah kerangka umum penelitian beserta penjelasan unsur-unsur pokoknya.
2. Pokok-pokok terdiri atas pendahuluan, topik/tema dan penutup
3. Isi dibagi kepada beberapa bab, bab dibagi beberapa pasal dan pasal dibagi beberapa bahasan, dan pembahasan dibagi kepada sum bahasan, sub bahasan dibagi beberapa masalah, msalah dibagi kepada beberapa cabang sesuai kebutuhan penelitian.
4. Membaca himpunan kodifikasi fiqih yang menengah karya para pengarang terkenal bagus susunan dan sistematikanya, seperti Bada’i’ al-Shana’i’ karya al-Kasani, Qawanin al-Fiqhiyah karya Ibn Jaro, Bidayah al-Mujtahid karya Ibn Rusyd, al-Majmu’ al-Fatawa – Mughni karya Ibn Qudamah.
5. Menganalisa karya-karya fiqih kontemporer  yang memiliki materi yang baik dan  metode ilmiah yang asli
6. Mengidentifikasi topik-topik dan pokok-pokok pikiran.
7. Menyusun seluruh kompilasi dalam satu bundel tertentu yang berbeda dari yang lain.
8. Membagi topik-topik tersebut kepada bab-bab, pasal-pasal dn sub-bahasan sesuai karakter penelitian.
Metode Penulisan Masalah Fiqh
Setelah selesai menuliskan pokok-pokok penelitian, peneliti menuliskan penelitian dengan memperhatikan langkah-langkah berikut :
1. Defenisi secara bahasa diambil dari mu’jam (kamus) bahasa, dan defenisi secara syar’i diambil dari kitab fiqh dan kitab bahasa ahli-ahli fiqh.
2. Masalah dirumuskan menurut materinya sesuai orientasi fiqh, bukan sesuai mazhab, maka tidak dikatakan : Hanafiyah berkata, Malikiyah berkata, Syafiiyah berkata, Hanabilah berkata, tetapi beberapa pendapat yang bersamaan dikumpulkan dalam satu bentuk, misalnya dikatakan : Berkata Jumhur, berkata Hanabilah, berkata Hanafiyah dan Malikiyah, berkata Syafiiyah dan Hanabilah, dll.
3. Sebelum menyebutkan masalah khilafiyah sebaiknya menyebutkan dulu tempat-tempat (hal-hal) yang disepakati, yaitu apa yang disebut ulama “Tahrir Mahall al-Naza’.
4. Ketika menyebutkan pendapat fiqh harus dirujuk kepada sumber asli yang memuat pendapat ini, bukan merujuk sumber yang menukil pendapat ini selama sumber asli masih ada, jadi dalam menukil pendapat mazhab Hanafi tidak boleh merujuk kitab hanbali atau kitab-kitab syarh hadis hukum, harus dengan mencantumkan juz, halaman dalam daftar isi.
5. Literatur-literatur kontemporer tidak diakui sebagai literatur rujukan selain sebagai rujukan sekunder saja, hal itu untuk mendorong peneliti mengetahui bahasa ahli fiqih masa lalu.
6. Dalam mengemukakan masalah fiqh disebutkan pendapat yang dihubungkan dengan orang yang mengatakannya, kemudian disebutkan argumentasi pendapatnya dan bantahan argumentasi jika ada, lalu melakukan tarjih serta menjelaskan sebab tarjih secara sistematis.
7. Ketika menyebutkan dalil dari al-Qur’an dan Sunnah, haruslah menjelaskan bentuk dilalahnya, sebab tidak sah menyebutkan dalil tanpa menyebutkan bentuk dilalahnya.
8. Mendorong untuk mengenal kitab-kitab mazhab-mazhab, baik ringkasan maupun uraian panjang, perbandingan atau satu mazhab, mana perselisihan pendapat yang tetentu  dalam internal mazhab dan mana pula perselisihan yang tertentu di eksternal mazhab, agar penukilannya tidak kacau.
9. Jangan menghubungkan suatu pendapat dengan suatu mazhab sebelum memastikan bahwa pendapat itu diakui/diterima (mu’tamad) dalam mazhab tersebut, sebab disana kadang-kadang ada beda pendapat dalam internal mazhab.
10. Menukil masalah ijma’ dari kitab-kitab yang khusus memuat ijma’, jika tidak ada nash didalamnya mungkin dinukil dari sumber-sumber fiqih yang terpercaya.
11. Wajib menyempurnakan penisbatan pendapat atau dalil atau pemikiran kepada sumbernya yang asli, sebab pemikiran yang tidak pasti dunukil dari sumber yang terpercaya dianggap perkataan peneliti, maka harus amanah dalam menukil.
12. Ketika menyebutkan argumentasi pendapatnya sebaiknya dilakukan secara sistematis, seperti dikatakan : mereka berdalil dengan al-Qur’an, Sunnah dan rasio. Pertama dalil mereka dari al-Qur’an adalah........., kedua dalil mereka dari sunnah adalah ....... ketiga dalil mereka dari rasio adalah.......ini akan membawa pembaca pada pendalaman masalah dan dalilnya dan memahaminya dengan mudah.
13. Ketika menafikan sesuatu dalam masalah apa saja, sepantasnya peneliti menyebutkan bahwa hal itu sesuai analisanya dan tidak pasti tidak adanya, maka ia tidak boleh mengatakan : malikiah tidak memiliki pendapat ini dalam masalah ini, tapi ia harus menyandarkan kepada : menurut analisa saya.
14. Mengutip hadis dalam daftar isinya dengan menyebutkan juz, halaman, kitab, bab dan nomor hadis, jika hadis itu tidak ada dalam 2 kitab shahih disebutkan siapa yang menshahihkannya atau mendha’ifkannya dari kalangan imam-imam hadis, dan bisa tertolong dengan adanya kitab-kitab takhrij yang terpercaya.
15. Bila tarjih diterima, harus memperhatikan dua hal :
      a. Menjelaskan kekuatan pendapat yang unggul dan terlepasnya dari pertentangan,
      b. menjelaskan pendapatkan dianggap lemah (marjuh)
16. Pendapat itu bukan unggul karena banyak yang mengatakannya, malah kadang-kadang dilemahkan, pengakuan dalil dan kekuatannya bukanlah karena pemilik pendapat tersebut.
17. Seorang peneliti sepantasnya bersikap tawadhu’ ketika mentarjih, maka ia jangan mengatakan : ”kami menguatkan pendapat ini”, atau ”inilah pendapat terkuat menurut kami”, tapi mestinya ia mengatakan : ” Yang kuat dalam pendapatku atau pandanganku”, atau ” itu adalah pendapat terkuat dan Allah mengetahui yang sebenarnya”.

Contoh Penulisan Masalah Fiqih
Pembahasan I
Orang Yang Berhak Menerima Syuf’ah
Ada persamaan dan perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang orang yang berhak mendapat syuf’ah. Ulama sepakat menetapkan bahwa syuf’ah itu untuk perkongsian yang tidak dibagi. Kesepakatan ini dinukil oleh Ibn Munzir, katanya : Ulama sepakat menetapkan hak syuf’ah bagi kongsi yang tidak dapat dibagi pada objek jual beli baik berupa tanah, rumah atau pekarangan.
 Perbedaan pendapat terjadi pada penetapan syuf’ah pada tetangga, artinya apakah syuf’ah ditetapkan bagi kongsi yang dibagi lalu ia menjadi tetangga atau tidak dapat di tetapkan ? Perbedaan pendapat ulama terdiri atas tiga pendapat :
Pendapat pertama : Syuf’ah tidak ditetapkan karena bertetanggga, ini pendapat Jumhur
Dalil-dalil pendapat ini; Pemilik pendapat ini berdalil dengan sunah dan rasio;
Pertama : sunnah.
1.Hadis riwayat Jabir RA, katanya : Rasulullah SAW menetapkan syuf’ah pada setiap benda yang tidak dapat dibagi, bila batas-batasnya telah ditetapkan dan jalan-jalan telah dibuatkan maka tidak ada hak syuf’ah. HR. Al-Bukhari, juz II h. 128 dalam kitab al-Syuf’ah bab al-Syif’ah pada benda yang tidak dapat dibagi, hadis no. 2257 dan Muslim juz III h. 1229 dalam kitab Syuf’ah bab Syuf’ah, hadis no. 1608.
Bentuk dilalah hadis : mantuq hadis menunjukkan penetapan syuf’ah bagi perkongsian yang tidak dibagi, dan mafhumnya menunjukkan tidak tetapnya bagi perkongsian yang dibagi, dan kongsi yang berbagi itu adalah tetangga maka tidak ada hak syuf’ah bagi tetangga.
Literatur-Literatur Penting Dari Kitab-kitab Mazhab Yang Empat
Pertama : Kitab-kitab mazhab Hanafi :
1. Al-Hidayah, karya Burhanuddin Ali bin Abu Bakar al-Mirghighani, kitab ini merupakan syarah Bidayah al-Mubtadi karyanya juga, ia menghimpun di dalamnya antara kata Muhammad ibn al-Hasan dalam Jami’ al-Shaghir dan Mukhtashar al-Quduri. Diantara syarahannya :
a. Fath al-Qadir karya Kamal al-Din Muhammad ibn Abd al-Wahid yang terkenal dengan nama Ibn Hammam. Ia blum menyempurnakan karyanya hingga sampai bab wakalah, lalu disempurnakan oleh Syams al-Din Ahmad ib Qudar yang terkenal dengan sebutan Qadhi Zadah dalam kitab Nata’ij al-Afkar fi Kasyf al-Rumuz wa al-Asrar.
b. Syarh Inayah ala al-hidayah karya Muhammad ibn Mahmud al-Babarti
c. Hasyiyah Sa’d Allah ibn Isa yang terkenal dengan Sa’di Jalabi dan Sa’di Afandi
d. Al-Binayah fi Syarh al-Hidayah karya Badar al-Din  Mahmud ibn Ahmad ibn Musa yang terkenal al-Aini.
2. Mukhtashar al-Quduri, karya Abu al-Husain Ahmad ibn Muhammad ibn Ahmad al-Quduri. Diantara syarahannya :
a. al-Jauharoh al-Muniroh karya Abu Bakar ibn Ali yang terkenal dengan al-Hadaadi al-Ibadi
b. al-Lubab fi Syarh al-Kitab karya Abd al-Ghani ibn Thalib ibn Hamadah al-Ghanimi
3. Kanz al-Daqa’iq karya Abu Barkat Abdullah ibn Ahmad ibn Mahmud al-Nasafi. Diantara syarahannya :
a. Tabyin al-Haqa’iq Syarh Kanz al-Daqa’iq karya Fakhr al-Din Utsman ibn Ali al-Zaila’i.
b. al-Bahr al-Ra’iq Syarh Kanz al-Daqa’iq karya Zain al-Din ibn Ibrahim  ibn Muhammad yang terkenal dengan Ibn Nujaim, menulis sampai bab Ijaroh lalu disempurnakan oleh Mhammad ibn Husain ibn Ali al-Thuri al-Qadiri.
c. Rumuz al-Haqa’iq fi Syarh Kanz al-Daqa’iq karya Abu Muhammad Mahmud ibn Ahmad al-Aini
4. Al-Mukhtar al-fatawa, karya Abu al-Fadhl Abdullah ibn Mahmud ibn Maudud al-Mausuli, dia juga mensyarahkan kitab ini dalam kitab al-Ikhtiyar li Ta’lil al-Mukhtar
5. Al-kafi karya Al-Hakim al-Syahid. Dalam kitab ini ia himpunkan kitab-kitab Zahir al-Riwayah karya Muhammad ibn al-Hasan antara lain : al-Mabshuth, al-Ziyadat, al-Jami’ al-Shaghir, al-Jami’ al-Kabir, al-Sir al-Shaghir, al-Sir al-Kabir. Abu Bakar Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Sahl al-Sarkhisi mensyarahkan kitab al-Kafi dalam kitab al-Mabshuth.
6. Tuhfah al-Fuqoha’, karya Ala’ al-Din al-Samarqandi, disusunnya berdasarkan kitab Mukhtashar al-Quduri dan disyarahkan oleh Abu Bakar ibn Mas’ud al-Kasani dalam kitab al-Bada’i’ al-Shana’i fi Tartib al-Syara’i’, ia menyimpulkan bahwa ia tidak mensyarahkannya secara lafzi tetapi menyusun sistematika kitab berdasarkan masalah-masalahnya.
7. Mukhtashar al-Thahawi, karya Abu Ja’far Ahmad ibn Muhammad ibn Salamah al-Thahawi, dan disyarahkan oleh Abu Bakar Ahmad ibn Ali al-Jasshas al-Razi dalam kitab Syarh Mukhtashar al-Thahawi.
8. Tanwir al-Abshar karya al-Tamartasyi, disyarahkan oleh al-Hashkafi dalam kitab al-Dur al-Mukhtar, lalu al-Dur al-Mukhtar disyarahkan lagi oleh Muhammad Amin ibn Umar ibn Abidin dalam kitab Rad al-Mukhtar ala al-Dur al-Mukhtar yang termasyhur dengan sebutan Hasyiyah Ibn Abidin.
9. Majma’ al-Bahrain wa Multaqa al-Nirain karya Ahmad Ibn Ali ibn Taghlab ibn Abi al-Dhiya’ al-Sa’ati al-Ba’labakki. Ia menghimpun didalamnya Mukhtashar al-Quduri dan Manzhumah al-Nasafi dalam kitab al-Khilaf ma’a Zawa’id lalu disyarahkannya sendiri.
10. Di antara kitab al-Ahnaf juga ;
a. al-Fatawa al-Hindiyah al-Alamkiriyah karya ekelompok ulama
b. Mukhtashar Ikhtilaf al-Fuqoha’ karya Ahmad ibn Ali al-Jasshas al-Razi
c. al-Lubab fi Syarh al-Kitab karya al-Muniji
d. Muraqi al-Falah karya Hasan ibn Ammar al-Syuranbilali
Untuk mengetahui segala sesuatu mengenai mazhab Hanafi dapat dilihat kitab al-Mazhab al-Hanafi; Marahiluhu wa Tathbiqatuhu, Dhawabithuhu wa Mushthalahuhu, Khasha’ishuhu wa Muallifatuh, karya Ahmad ibn Muhammad al-Naqib, diterbitkan oleh Pustaka al-Rusydi, Riyadh.
Kedua : Kitab-Kitab Mazhab Maliki.
1. al-Risalah, karya Abu Muhammad Abdullah ibn Abi Zaid Abd al-Rahman al-Qairawani. Diantara syarahannya :
a. Kifayat al-Thalib al-Rayani li Risalah Ibn Abi Zaid al-Qairawani, karya Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad, wafat di Mesir,
b. Tanwir al-Maqalah fi Hilli Alfaz al-Risalah, karya Abu Abdullah Muhammad ibn Ibrahim ibn Khalil al-Tata’i.
c. al-Fawakih al-Diwani ala Risalah ibn Abi Zaid al-Qairawani, karya Ahmad ibn Ghanim ibn Salim ibn Mihna al-Nafurwai
d. al-Tsamar al-Dani fi Taqrib al-Ma’ani li Risalah ibn Abi Zaid al-Qairawani, karya Shaleh ibn Abd al-Sami’ al-Abi al-Azhari
2. Mukhtashar Khalil, karya Abu Muhammad Dhiya’ al-Din Khalil ibn Ishaq ibn Musa ibn Syu’aib yang terkenal dengan gelar al-Jundi. Diantara syarahannya :
      a. Mawahib al-Jalil fi Syarh Mukhtashar al-Syaikh Khalil, karya Abu Abdullah Muhammad ibn Muhammad ibn Abd al-Rahman al-Tharabilisi yang terkenal dengan gelar al-Hathab.
b. al-Taaju wa al-Ikyalu limukhtashar khalil, karya Abdullah bin Yusuf al-Syahir bilmawaaq.
c. Syarh al-Kharsyiy, karya Abdullah Muhammad bin Abdillah bin Ali al-Kharsiy
d. al-Syarh al-Kabir, karya Abi al-Barakaat Ahmad bin Muhammad al-Dardiri.
e. Manhal Jalil ala Mukhtashar saidiy khalili, karya Muhammad bin Ahmad bin Muhammad, digelar dengan ‘alaisy.
f. Jawahir al-Ikyal ala Mukhtashaar Imam Khalil, karya Shaleh bin ‘Abd al-Sami’ al-Abi al-Azhariy.

3. Kitab-Kitab Mazhab Malikiyyah.
a. al-Mudawwanah, karya Sahnun bin Sa’id al-Nukhiy.
b. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, karya Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rasyid al-Qurthubiy (Ibn Rasyid al-Hafid ).
c. Qawanin al-Ahkam al-Syar’iyyah wa Masail al-Furu’I al-Fiqhiyyah, karya Muhammad bin Ahmad bin Jaziy al-Ghurnathiy.
d. al-Ma’unah, karya Muhammad bin Abdul Wahhab bin Ali bin Nashr al-Baghdadiy, yang dikenal dengan al-Qadhiy Abdul Wahhab.
e. al-Isyraf ‘ala Nukat Masail al-Khilaf, karya al-Qadhi Abdul Wahhab.
f. al-Talqin, karya al-Qadhi Abdul Wahhab
g. al-Dzahirah, karya Syihab al-Din Ahmad bin Idris al-Qurafiy, ia menghimpun antara kitab al-Madunah wa al-Talqin wa Tafrigh, karya Ibn Jalab dan al-Risalah wa al-Jawahir al-Tsaminah, karya Ibn Syasy.
h. al-Muntaqa Syarh al-Muwaththa’, karya Abi al-Walid Sulaiman bin Khalaf bin Sa’id al-Bajiy.
i.  Balaghah al-Salik Liakrab al-Masalik ila Mazhab Imam Malik, karya Ahmad bin Muhammad al-Shawiy. Kitab ini merupakan syarh shaghir, karya sl-Dadiriy.
j. al-Muqaddimat al-Mumhadat li Bayan ma Iqtadhatuhu Rusum al-Mudawwanah min al-Ahkam al-Syar’iyyat wa al-tahshilat al-Muhkamat li Ummahat Masailiha al-Musykilat, karya Abi al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Qurthubiy (Ibn Rusyd al-Jad).
k. al-Bayan wa al-Tahshil wa al-Syarh wa al-Taujih wa al-Ta’lil fi masail al-Mustakhrijati, karya Ibn Rusy al-Jad
l. al-Kafiy fi fiqh ahli al-Madinah al-Malikiy, karya Abi Umar bin Abdul Bar al-Namriy alQurthubiy.
m. al-Istidzkar limazhab Fuqaha’ al-Amshar wa 'Ulama al-Aqthar fi ma Tadhammanuhu al-Muwaththa’ min Ma’aniy al-Ra’yi wa al-Atsar wa Syarh zalika qulluhu bi al-Ijaaz wa al-Ikhtishar, karya Ibn ‘Abd al-Bar.
n. al-Tamhid lima fi al-Muwaththa’min al-Ma’aniy wa al-Asanid , karya Ibn ‘Abd al-Bar..
Untuk melihat bagaimana hubungannya denga mazhab Malikiy, silahkan buka kitab (Ishthilah  al-Mazhab ‘inda al-Maliyyah), karya Dr Muhammad bin Ibrahim Ahmad ‘Ali.

III. Kitab-kitab mazhab Syafi’i.
  1. al-Um, karya Muhammad Idris al-Syafi’i.
  2. (matn al-Ghayah wa al-Taqrib ) dinamakan juga dengan Matn Abiy Syuja’ atau Ghayah al-Ikhtishar, karya Abi Syuja’ al-Hasan bin Ahmad li Ashfahaniy al-‘Ibadaniy.
Diantara syarahnya adalah :
a.       Kifayah al-Akhyar fi Hal Ghayah al-Ikhtishar, karya Abu Bakr bin Muhammad al-Husainiy al-Hashniy.
b.      Al-Iqna’ fi Hal al-Faz Abi Syuja’, karya Muhammad al-Syarbainiy al-Khatib, kitab ini dijadikan sumber (hasyiyah) oleh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Baijarimiy pada kitabnya yang berjudul Tuhfah al-Labib ‘ala Syarh al-Khatib.
c.       Fath al-Qarib al-Majid fi Syarh Alfaz al-Taqrib, karya Abi Abdillah Muhammad bin Qasim al-Ghariy, kitab ini dijadikan sumber (hasyiyah) oleh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad al-Bajuriy
  1. (Manhaj al-Thalibin wa ‘Umdah al-Muftin), karya Abi Zakariya Yahya bin Syarf al-Nawawiy, kitab ini merupakan ringkasan dari kitab al-Muharrar karya Abu Qasim Abdul Karim bin Muhammad bin Abdul karim al-Rafi’iy.

Di antara syarahnya adalah :
    1. Syarh jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalliy, kitab ini dijadikan sumber (hasyiyah) oleh Syihab al-Din Ahmad al-Birlasiy yang digelar dengan ‘Amirah,  kitab ini juga dijadikan sumber (hasyiyah) oleh Syihab al-Din Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qulyubiy.
    2. Tuhfah al-Manhaj bi Syarh al-Manhaj, karya Shib al-Din Ahmad bin hajr al-Haitamiy.
    3. Mughniy al-Muhtaj ila Ma’rifah Ma’aniy Alfaz al-Manhaj, karya Muhammad bin Muhammad al-Syarbainiy al-Khatib.
    4. Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-manhaj, karya Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Hamzah al-Ramliy al-Syahir bi al-Syafi’iy al-Shaghir.
    5. Zada al-Muhtaj bi Syarh al-Muhtaj , karya Abdullah bin al-Syekh Hasan al-Kuhajiy.
  1. (Matn al-Zabd – Shafwah al-Zabd), karya Ahmad bin Husain bin Ruslan.
Di antara syarhnya adalah :
    1. Ghayah al-Bayan Syarh Zabd bin Ruslan, karya Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Ramliy yang terkenal dengan al-Syafi’I Shaghir.
    2. Mawahib al-Shamad fi hal Alfaz al-Zabd, karya Ahmad bin Hajaziy al-Fasyaniy.
  1. (Manhaj al-Thullab), karya Abi Yahya Zakariya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariyya al-Anshariy, yang merupakan ringkasan dari kitab Manhaj al-Thalibin karya al-Nawawiy.
Di antara syarhnya adalah :
    1. Fath al-Wahhab bi Syarh Manhaj al-Thullab, karya Zakariya bin Muhammad al-Anshariy.
    2. Futuhat al-Wahhab bi Taudhih Syarh Manhaj al-Thullab, karya Sulaiman bin Umar al-‘Ajiliy yang dikenal dengan al-Jamal.
    3. Hasyiyah al-Baijarumiy ‘ala Syarh Manhaj al-Thullab, karya Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Baijarumiy.
  1. (Raudh al-Thalibin), karya Syarifuddin Ismail bin Abi Bakr bin Abdullah al-Yamaniy al-Maqraiy, yang juga merupakan ringkasan dari kitab Raudhah al-Thalibin karya Imam al-Nawawiy, lalu disyarahkan kitab tersebut oleh Zakaryya al-Anshariy, dengan judul kitab Asna al-thalib Syarh Raudh al-Thalib.

  1. (al-Mazhab), karya al-Syairaziy, kitab ini telah disyarahkan oleh imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’, sampai bab al-Riba, kemudian disempurnakan oleh al-Sabkiy, kemudian oleh al-Mathi’iy.

  1. (al-wajiz) karya Muhammad bin Muhammad al-Ghazaliy, kitab ini merupakan ringkasan dari kitabnya al-Wasith, yang diringkasnya dari kitabnya al-Basith, yang merupakan ikhtishar dari kitab Nihayah al-Mathlub fi Diroyah al-Mazhab kerya Imam al-Haramain Abi al-Ma’aliy al-Juwainiy.

  1. (Mukhtashar al-Muzniy) karya Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzniy, kitab ini telah disyarahkan oleh Abu al-Hasan ‘Aliy bin Muhammad bin Habib al-Mawardiy.

  1. al-Fiqh al-Nafiq, karya Abi al-Qasim Muhammad bin Yusuf al-Hasaniy al-Samarqandiy.

- untuk mengetahui yang berkaitan dengan mazhab Syafi’I silahkan melihat kitab : al-Madkhal ila Mazhab al-Imam al-Syafi’iy, karya Dr. Akram Yusuf Umar al-Qawasimiy- yang diterbitkan oleh Daar  al-Nafais –Yordan.

IV. Kitab-Kitab mazhab Hanbaliy.
  1. (Mukhtashar al-Kharaqiy), Karya Abi al-Qasim Umar bin al-husain bin Abdullah bin Ahmad al-Kharaqiy.
Di antara syarahnya adalah :
    1. al-Mughniy, karya Abi Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Muqaddasiy
    2. Syarh al-Zarkasyiy ‘ala Mukhtashar al-Kharaqiy, karya Syamsuddin Muhammad bin Abdullah al-Zarkasyiy.
    3. Al-Muqni’ fi Syarh al-Kharaqiy, karya Abi Ali al-Hasan bin Ahmad bin Abdullah bin al-Bana.
  1. (‘Umdah al-Fiqh), karya Muhammad Abdullah bin Ahmad bin muhammad bin Qudamah al-Muqaddisiy.
Di antara syarahnya adalah :
    1. al-‘Adah Syarh al-‘Umdah, karya Bahauddin Abi Muhammad Abdurrahman bin Ibrahim al-Muqaddasiy.
    2. Syarh Syekh al-Islam Ahmad bin Abdul halim bin Taimiyyah, ia mensyarahkan darinya pada bab al-‘Ibaadat.
    3. Hasyiyah al-Syekh Abdullah bin Abdirrahman al-Basami

  1. (al-Muqna’), karya Muhammad Abdullah bin Ahmad bin muhammad bin Qudamah al-Muqaddisiy.
Di antara syarahnya adalah :
a. al-Mubdi’ Syarh al-Muqni’, karya Abi Ishaq Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Muflih.
b. al-Syafiy fi Syarh al-Muqni’, yang dikenal dengan nama al-Syarh al-Kabir, karya Ibn Abi Umar Abdurrahman bin Muhammad bin Ahmad bin Qudamah al-Muqaddisiy.
c. al-Ittishaf fi Ma’rifah al-Rajih min Khilaf, karya ‘Aladdin ‘Ali bin Sulaiman al-Mardawiy, dan kitab ini telah diringkas dalam kitab al-Tanqih al-Masyba’ fi Tahrir Ahkan al-Muqni’
  1. (Zada al-Mustaqna’ fi Ikhtishar al-Muqni’), karya Syarifuddin Abi al-Naja Musa bin Ahmad bin Musa bin Salim al-Muqaddasiy al-Hajawiy.
Di antara syarahnya adalah :
    1. al-Raudh al-Marba’ bi SyarhZada al-Mustaqni’, karya Manshur bin Yunus bin Shalahuddin al-Bahuthiy,  kitab ini dijadikan sumber (hasyiyah) Muhammad bin Qasim.
    2. Al-Syarh al-Mumta’ ‘ala Zada al-Mustaqna’, karya Muhammad bin Shaheh al-‘Atsimiy.
    3. Al-Syarh al-Mukhtashar ‘ala Matn Zada al-Mustaqna’, karya Dr. Shaleh al-Fauzan.
    4. Al-Salsabil fi Ma’rifah al-Dalil, karya Shaleh bin Ibrahim al-Balihiy.

  1. (Muntaha al-Iradat fi al-Jam’I baina al-Muqni’ wa al-Tanqih wa Ziyadat), karya Ibn al-Najar al-futuhiy).
Di antara syarahnya adalah :
    1. Ma’unah Auli al-Nahybi Syarh al-Muntahiy, karya Ibn al-Najar al-Fatuhiy.
    2. Syarh Muntahi al-Iradaat, karya Mansur bin Yunus al-Bahutiy.
    3. Daqaiq Auli al-Nahy Syarh al-Muntahi, karya Mansur bin Yunus al-Bahutiy

  1. (Dalil al-Thalib li Naili al-Marib), karya Mar’iy bin Yusuf al-Karamiy, kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Muntaha al-Iradat.
Di antara syarahnya adalah :
    1. Manaar al-Sabil Syarh al-Dalil, karya Ibrahim bin Dhauban.
    2. Nail al-Maarib Syarh dalil al-Thalib, karya Abdul Qadir al-taghalliy.
    3. Hasyiyah ‘ala al-Da;lil al-Thalib, karya Muhammad bin Abdul Aziz bin Manigh

  1. (al-Iqnaq’ li Thalib al-Intifa’), karya Abi al-Naja Musa bin Ahmad bin Musa al-Hajawiy.
Di antara syarahnya adalah :
    1. Kasyaf al-Qana’ ‘an Matn al-‘Iqna’, karya Mansurr bin Yunus al-Bahuti.
    2. Ghayah al-Muntaha fi Jam’I al-Iqna’ wa al-Muntaha, karya Mar’I bin Yusuf al-Karamiy.   Mushthafa al-Rahibaniy fi al-Kitab : Muthalib Auli al-Nahy’

  1. (Akhshar al-Mukhtasharat), karya Muhammad bin Badr al-Din bin Balban al-Ba’liy.
Di antara syarahnya adalah :
    1. kasyf al-Makhdurat wa al-Riyadh al-Mazhurat Syarh Akhshara al-Mukhtashirat, karya Abdurrahman bin Abdillah bin Ahmad al-Ba’liy.
    2. Al-Darar al-Mubakkirat fi Syarh Ahshara al-Mukhtashirat, karya Abdullah bin Abdurrahman bin jabirin.

V. Di antara Kitab-kitab al-Hanabilah.
a. al-Furu’, karya Abi Abdillah Muhammad bin Muflih, dan ada pula kitab Tashhihi al-Furu’ karya Ali bin Sulaiman al-Mardawiy.
b. al-Muharrar fi al-Fiqh, karya Majididin Abi al-Barakat Abdul al-Salam bin Abdullah bin Taimiyyah, kemudian al-Nuqt wa al-Fawa’id al-Suniyyah ‘ala Musykil al-Muharrar, karya Muhammad bin Muflih.
c. al-Mushtau’ab, karya Nashruddin Muhammad bin Abdullah al-Syamiriy.
d. al-Ifshah ‘an Ma’aniy al-Shahah, karya Wazir Abi Muzhfar Yahya bin Muhammad bin Habirah.
e. al-Ittishar fi al-Masail al-Kibar, karya Abi al-Khitab Mahfuz bin Ahmad al-Kaluzaniy.
- Untuk mengetahui hal-hal yg berkenaan dengan mazhab al-hanbaliy, dapat melihat kitab al-Mudkhal ila Mazhab al-Imam Ahmad, karya Dr. Bakr Abu Zaid.
- dan Untuk mengetahui Mushthalah dari mazhab yang empat, dapat melihat kitab Mushthalahat al-Mazhab al-Fiqkhiyyah, karya Maryam al-Shaghiriy.

Kitab hadis-hadis ahkam dan kriteria-kriterianya.

1. (‘Umdah al-Ahkam min kalam khair al-Anam fi ma ittafaqa ‘alaihi al-Syaikhaniy), karya Abdul Ghaniy bin Abdul Wahid al-Muqaddasiy.
    Di antara syarahnya adalah :
a.       Ihkam al-Ahkam Syarh ‘Umdah al-Ahkam, karya Abi al-Fath Taqiyuddin Muhammad bin Ali bin Wahab yang dikenal dengan Ibn Daqiq aal-‘Iid., kitab ini di hasyiyahkan oleh Muhammad bin Ismail al-Amir al-Shan’aniy.
b.      Al-‘Iddah ala Syarh al -‘Umdah, karya Ali bin Ibrahim bin Daud bin al-‘Athar.
c.       Al-Nakat ‘ala ‘Umdah fi al-Ahkam, karya Muhammad bin Abdullah bin Bahadir al-Zarkasyiy
d.      Al-I’lam bi Fawaid ‘Umdah al-Ahkam, karya Amr bin Ali bin Ahmad  al-Anshariy, yang terkenal dengan Ibn al-Mulqan.
e.       Kasyf al-Litsam bi Syarh ‘Umdah al-Ahkam, karya Muhammad bin Ahmad bin Salim al-Safariniy.
f.       Taisir al-‘Alam Syarh ‘Umdah al-Ahkam, karya Abdullah al-Bisam.

2. (Bulugh al-Maram min Adillah al-Ahkam), karya Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqalaniy.
Di antara syarahnya adalah :
a.       al-Badr al-Tamam Syarh Bulugh al-Maram, karya al-Husain bin Muhammad al-Maghribiy.
b.      Subul al-Salam Syarh Bulugh al-maram, karya al-Shan’aniy, kitab ini merupakan kitab utama untuk syarah bulugh al-Maram,
c.       Fath al-‘Alam Syarh Bulugh al-maram, karya Shadiq Hasan Ali Khana
d.      Taudhih al-Ahkam Syarh Bulugh al-maram, karya Abdullah al-Bisami.
e.       Tashil al-Ilmam Syarh Bulugh al-maram, karya Dr. Shaleh al-fauzan.
f.       Al-Ifham Syarh Bulugh al-maram, karya Abdul ‘Aziz al-Rajihiy.

3.   Muntaqa al-Akhbar bin Ahadis said al-Akhbar, karya Mujaduddin Abi al-Barkat Abd al-Salam bin Abdullah bin Taimiyyah, kitab ini disyarhkan oleh Muhammad bi Ali al-Syaukaniy dalam kitab Nail al-Authar Syarh Muntaqa al-Akhbar, diringkaskan oleh Faishal bin Abdul Aziz bin Mubarak dalam kitabnya Bustan al-Akhyar Muhtashar nail al-Authar. Khalid Abdurrahman al-‘Ak juga meringkas kitab ini dalam kitabnya yang berjudul Mukhtashar Nail al-Authar.
4. Tharh al-Tatsrib fi Syarh al-Taqrib, karya Zainuddin Abdurrahim bin Husain al-‘Iraqiy.
5.  Al-Ilmam fi Ahadits al-Ahkam, karya Ibn Daqiq al-‘Id, kitab ini disyarah oleh al-Muallif dalam kitabnya Al-Imam Syarh al-Ilmam, dan mengkhaskannya oleh Abdul Karim bin Abdunnur bin Munir bin Abd al-Haq al-Hilabiy dalam kitabnya al-Ihtimam bi Talkhish Kitab al-Ilmam fi Ahadits al-Ahkam.

Syarh Kitab-Kitab Sunnah

I.   Syarh Shaheh al-Bukhari (Al-Jami’ al-Shaheh al-Musnad min Hadits Rasulullah wa sunnatuhu wa Ayamuhu)
1. Fath al-Bari Syarh Shaheh al-Bukhariy, karya Ibn Hajar al-‘Asqalaniy.
2. Syarh al-Jami’ al-Shaheh, karya Ali bin Khalaf bin Abdul Malik bin Bathal al-Bakriy.
3. ‘Umdah al-Qariy Syarh Shaheh al-Bukhariy, karya Badruddin Mahmud bin Ahmad al-‘Ainiy.
4. Irsyad al-Sariy Syarh Shaheh al-Bukhariy, karya Ahmad bin Muhammad bin Abu bakar al-‘Asthalaniy.
5. Fath al-Bariy Syarh al-Jami’ al-Shaheh , karya Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab al-Hanbaliy.
6.  al-Kawakib al-Darariy Syarh Shaheh al-Bukhariy, karya Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Karmaniy.
7. Tuhfah al-Bariy Syarh Shaheh al-Bukhariy, karya Zakariya al-Anshariy.
8. al-Tanqih li Alfaz al-Jami’ al-Shaheh, karya Muhammad bin Bahadir bin Abdullah al-Zarkasyi.
9. Tausyih ‘ala al-Jami’ al-Shaheh, karya Abdurrahman bin Abi bakar al-Sayuthiy.

II. Syarh Shaheh Muslim.
1. al-Manhaj fi Syarh Shaheh Muslim bin al-Hajjaj, karya Yahya bin Syarf al-Nawawiy.
2. al-Mufham lima Asykal min Talkhish Kitab Muslim, karya Ahmad bin Umar bin Ibrahim al-Qurthubiy.
3. al-Mu’allim bi fawaid Muslim, karya Muhammad bin Ali bin Umar al-tamimiy al-Mazariy.
4. Ikmal al-Mu’allim Syarh Shaheh Muslim, karya al-Qadhi ‘Iyadh bin Musa bin ‘Iyadh.
5. Ikmal Ikmal al-Mu’allim li Fawaid Kitab Muslim, karya Muhammad bin Khalifah bin Umar al-Abiy.
6. Mukmal Ikmal al-Ikmal Syarh Shaheh Muslim, karya Abi Abdullah Muhammad bin Yusuf bin Umar bin Syu’ib al-Sanusiy.
7. Al-Dibaj fi Syarh Shaheh Muslim bin al-Hajjaj, karya Jalaluddin al-Sayuthiy.
8. Al-Siraj al-Wihaj min Kasyf Muthalib Shehah Muslim bin al-Hajjaj, karya Shadiq hasan Khana, kitab ini merupakan ringkasan dari shaheh Muslim karya al-Munziriy.
9. kasyf Musykil al-Shahehain, karya Abi al-farj Abdirrahman bin Ali bin al-Jauziy.

III. Syarh Sunan Abu Daud.
1. Mu’alim al-Sunan, karya Abi Sulaiman Hammad bin Sulaiman al-Khathabiy.
2. Tahzib Sunan Abu Daud, karya Muhammad bin Abu Bakar bin Qayyim al-Jauziyyah.
3. ‘Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abub Daud, karya Syariful Haq Muhammad Asyraf bin Amir Ali bin Haidar al-Azhim Abadiy.
4. Bazl al-Majhud fi Hall Abi Daud, karya Khalil bin Ahmad al-Saharanfuriy.
5. al-Manhal al-Azab al-Murud Syarh Sunan Abu Daud, karya Mahmud bin Muhammad Khathab al-Sabkiy, kitab ini disempurnakan oleh anaknya Amin Mahmud dalam kitabnya Fath al-Mulk al-Ma’bud Takmilah al-Manhal al-Azab al-Maurud.
6.  Miftah al-Manhal al-Azab al-Murud, karya Mushthafa Ali bin Bayumiy al-Mishriy.
7. Kasyf al-Wadud ala Sunan Abu daud, karya Syamsuddin Basyir Muhammad al-Qadhiy.

IV. Syarah Sunan al-Turmuziy (al-jami’ al-Shaheh).
1. ‘Aridhah al-Ahwaziy Syarh Sunan al-Turmuziy, karya Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Ma’afariy, yang dikenal dengan Ibn al-‘Arabiy.
2. al-Nafh al-Syaziy fi Syarh al-jami’ al-Shaheh li al-Turmuziy, karya Abi al-Fath Muhammad bin Muhammad bin Sayyid al-Nas al-Ya’mariy.
3. Tuhfah al-Ahwaziy Syarh Sunan al-Turmuziy, karya Muhammad bin Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakufuriy.
4. Ma’arif al-Sunan Syarh Sunan al-Turmuziy, karya Muhammad bin Yusuf al-banuriy al-Husainiy al-Hindiy.
5. al-‘Urf al-Syazziy ala jami’ al-Turmuziy, karya Muhammad Anwar Syah al-Kasymir al-Daiwinadiy. 
6. al-Ghaits al-Syaziy fi Syarh al-Turmuziy, karya Isyfaq Abdurrahman Kindi Halawiy.
7. Hidayah al-Lauza’iy bi Nakat al-Turmuziy, karya Syamsul Haq Muhammad bin Ali bin Maqsud al-Shiddiqiy al-Hindiy.

V. Syarh Sunan al-Nasa’iy.
1. Baghiyah al-Mutmaniy fi Khatm al-Nasa’iy Riwayah ibn al-Sinay, karya Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman al-Sakhawiy.
2. al-kaul al-Mu’tabar fi Khatam al-Nasa’iy bi Riwayah Ibn al-Ahmar, karya al-Sakhawiy.
3. Zahr al-Riba fi Syarh al-Mujtaba, karya Abdurrahman bin Abu Bakar al-Sayuthiy.
4. Hasyiyah al-Sanadiy ala Sunan al-Nasa’iy, karya al-Sanadiy.
5. ‘Urf Zahr al-Riba, karya Ali bin Sulaiman al-Damanatiy al-Baujama’awiy.














MAKALAH KULIAH


PENELITIAN FIQH DAN SUMBER-SUMBERNYA



DISUSUN
O
L
E
H


H A S W I R
H. ZAILANI
HJ. MAIMANAH UMAR


DOSEN PEMBIMBING :
 DR. H. ZULKAYANDRI, MA


PROGRAM PASCASARJANA
UIN SUSKA RIAU
PEKANBARU
2010